Sunday, August 06, 2006

IKHLASH

Ikhlash merupakan satu dari berbagai amal hati. Amal akan menjadi sempurna hanya dengan ikhlas. Amal yang tidak disertai dengan ikhlas ibarat gambar mati atau raga tanpa jiwa. Allah SWT hanya menginginkan hakekat amal, bukan rupa dan bentuknya.Dia menolak setiap amal yang pelakunya tertipu dengannya.

Maksud ikhlas disini adalah menghendaki keridhaan Allah SWT dengan suatu amal, membersihkannya dari segala noda individual maupun duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal, kecuali karena Allah SWT. Dalam ikhlas, praktis tidak ada noda yang mencampuri suatu amal.

Imam Al-Gazali pernah mengatakan bahwa segala sesuatu digambarkan mudah bercampur dengan sesuatu lainnya.Jika bersih dar pencampurannya dan bersih darinya, maka itulah yang disebut bersih dan murni disebut murni. Perbuatan yang bersih dan murni disebut ikhlas. Allah SWT berfirman :” … (berupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (Q.S An-Nahl : 66 ). Kemurnian susu itu diukur tanpa adanya campuran kotoran dan darah atau segala sesuatu yang memungkinkan bercampur dengannya. Ikhlash kebalikan syirik. Siapa yang tidak ikhlas, berarti dia musyrik. Hanya saja syirik itu mempunyai beberapa nderajat.

Ikhlas dalam tauhid kebalikan dari syirik dalam uluhiyah. Syirik ada yang tersembunyi, ada pula yang terang-terangan. Begitu pula ikhlas. Ikhlas dan kebalikannya sama-sama menyusup kedalam hati, karena memang hatilah tujuannya.

Ikhlas akan memberikan kekuatan untuk beramal secara berkesinambungan. Seseorang yang beramal karena nafsu perut akan menghentikan amalnya bila tidak mendapatkan sesuatu yang mengenyagkan nafsunya.

Orang yang beramal karena mengharap ketenaran dan kedudukan, tentu akan bermalas-malasan atau merasa berat, jika ada pertanda harapannya akan kandas. Orang yang beramal karena mencari muka dihadapan pemimpin atau penguasa, tentu akan menghentikan amalnya, jika pemimpin tersebut turun dari jabatannya.

Sedangkan orang yang beramal Allah SWT, tidak akan memutuskan amalnya, tidak mundur dan tidak bermalas-malasan sama sekali. Sebab alasan yang melatar belakangi amalnya tidak pernah sirna.

Allah SWT. Berfirman. “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya lah kamu dikembalikan” (Q.S. al-Qashash : 88 ). Upaya mengetahui hakekat ikhlas dan pengamalannya laksana lautan yang dalam. Semua orang bisa tenggelam di dalamnya, kecuali hanya sedikit. Inilah yang dikecualikan dalam firman Allah SWT : “Kecuali hamba-hambaKu yang mukhlish diantara mereka” (Q.S. Shad : 83 ).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home