Monday, August 07, 2006

BUKTI CINTA ALLAH KEPADA HAMBANYA

Ada dua cinta yang hakiki dan tak pernah luntur, yaitu cinta Allah kepada hambaNya dan cinta ibu terhadap anaknya. Namun keduanya memiliki nilai berbeda.

Cinta Allah adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapapun. Alaah SWT berfirman :”Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu”. (QS Al-A’raf /7 : 156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata dari banyak bukti tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.

Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya al-Quran. Allah SWT al-Khaliq tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan al-Quran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih kebahagiaan di dunia dan di akherat. Firman-Nya “Kitab ini tidak ada keraguan padanya, (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. QS al-Baqarah/2 : 2).

Dalam ayat lain, difirmankan pula , “Sebenarnya al-Quran itu adalah kebenaran (yang datang ) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu, agar mereka mendapat petunjuk” (QS.As-Sajdah/32 :3).

Dr. Quraisy Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan al-Quran :

Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan.

Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial.Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.
Mengutus Para Rasul.

Secara fitrah setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah allah mengutus para Rasul. Dalam QS al-An’am (6) :48, Allah SWT berfirman :”Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Inilah bukti kecintaan allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan sendirian. Dia mengarunakan “teman” terbaik yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. FirmanNya :”Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS al-Ahzab/33 :21).

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya berupa hadis dan sunnah. Didalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi petunjuk menjalin hubungan dengan Allah (hablun minallah_ dan dengan manusia (hablun minannas). Di dalamnya kita juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan yang baik.

Diciptakannya alam semesta.

Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada dibumi dan dilangit untuk memenuhi kebutuhan manusia. FirmanNya :”Dialah Allah, yang menjadikan semua yang ada dibumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Diua menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS al-Baqarah/2 :29).

Seluruh potensi yang ada di dalam dan di permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satupun makhluk di alam ini yang tidak bermanfaat. Nyamuk misalnya, walaupun mengganggu, nyamuk dapat membangkitkan kreatifitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk banyak orang yang tercukupi ekonominya. Allah telah menciptakan alam dengan amat sempurna, sehingga manusia dapat hidup didalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai dengan lingkungan tempat ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukumNya.

Luasnya ampunan Allah.

Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apapun dosa manusia, Allah pasti akan mengampuni asalkan ia betul-betul bertobat. Allah swt berjanji dalam al-Quran :”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu) mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-2 orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya”. (QS. Hud/11 : 3).

Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasul Allah SAW bersabda :”Allah membentangkan tanganNya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tanganNya disiang dari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat.” (HR. Muslim).

Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, “Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa siisi bumi kemudian kamu bertemu Aku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku dengan suatu apapun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula”. Demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tarmizi.

Memberikan rezeki.

Allah adalah Ar-Razzaq, Zat Maha Pemberi rezeki. Setiap makhluk diberinya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satupun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. FirmanNya :”Katakanlah, sesungguhnya tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya dantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendakiNya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS.Saba’/34 :39). Demikian pula makhluk yang lain. “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rezekinya. Dan, Dia tahu tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfudz)” (QS. Hud/11 : 6).

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kalima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki. Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayangNya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home