Monday, August 07, 2006

MENJADI ORANG PALING KAYA

“Ridha-lah dengan apa yang dibagikan Allah SWT untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya” (H.R. Tarmudzi).

Hadist ini merupakan bentuk nyata betapa susahnya menumbuhkan rasa qana’ah (merasa cukup). Maksudnya, orang yang paling kaya adalah mereka yang qana’ah atas apapun pemberian Allah SWT. Betapa positif dan bermartabatnya hidup ini bila seseorang selalu merasa ridha dan cukup dengan segala kondisinya. Dengan qana’ah, yang sedikit akan menjadi banyak dan yang banyak akan menjadi berkah.

Kesenangan tidak akan sempurna dan ni’mat tidak akan menjadi besar kecuali dengan memutuskan angan-angan untuk memiliki seperti yang dimiliki orang lain. “Himpunlah rasa putus asa terhadap apa-apa yang ada ditangan manusia”. (HR Ibnu Majah). Sikap tidak menerima atas apa yang telah dimiliki, hanya akan menguras keterkaitan hati dengan Allah SWT. Akibatnya, kehidupan yang sebenarnya tidak akan bisa dirasakan. Sementara kehidupannya menjadi tidak tertata.

Ridha dengan pemberian, mensyukuri pemberian Allah SWT dan menginvestasikannya untuk hal yang bermanfaat, maka inilah sebenarnya yang disebut kaya dan mulia. Allah SWT berjanji kepada orang yang hatinya dipenuhi keridhaan, akan memenuhi hatinya dengan kekayaan, rasa aman, penuh dengan cinta, dan tawakkal kepada-Nya.

Sebaliknya, bagi yang tidak ridha, hatinya akan dipenuhi dengan kebencian, kemungkaran dan durhaka. Pantaskah bagi seorang hamba mengaku kekurangan, sementara pada waktu yang sama, kita masih memiliki akal. Andaikata akal itu dibeli orang atau menukarnya dengan emas dan perak sebesar gunung, kita pasti enggan menerimanya.

Kita memiliki dua mata yang sekiranya dibayar dengan permata sebesar gunung Uhud, pasti tidak rela. Saat ini banyak orang enggan mengakui dan menyebut dirinya orang paling kaya. Karena kekayaan hanya mereka ukur dengan materi, banyaknya harta, dan pangkat yang tinggi.

Bersyukurlah atas ni’mat agama, akal, kesehatan, pendengaran, penglihatan, rezeki, keluarga, penutup (aib), dan ni’mat lain yang tak terhitung. Sebab diantara manusia itu ada yang hilang akalnya, terampas kesehatannya, dipenjara, dilumpuhkan, atau ditimpakan bencana.

Kini saatnya untuk menyadari bahwa kita sebenarnya adalah orang yang paling kaya. Caranya dengan selalu qana’ah dan merasa ridha. Bersyukur dengan apa yang kita miliki, sehingga hidup lebih bermakna, berkah, serta lebih berarti. Jadikanlah keridhaan itu dengan mengosongkan hati dari berbagai sangkaan (dzan) dan membiarkannya hanya untuk Allah SWT saja.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home