Monday, August 07, 2006

MENGINGAT ALLAH DI MANA SAJA

“Berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (QS al-Anfal (8): 45).

Saudara, masalah terbesar yang kita hadapi adalah jauh dari Allah, jarang mengingat Allah, dan “dikuasainya” hati kita oleh sesuatu selain Allah. Inilah masalah yang akan mendatangkan banyak masalah lainnya. Saat jauh dari Allah, maka kita akan leluasa berbuat maksiat. Tidak ada lagi rasa malu. Tidak ada lagi rasa diawasi oleh Allah, sehingga tidak ada lagi yang mengendalikan perilaku kita. Maksiat inilah yang kemudian melahirkan ketidak tenangan, kehinaan dan kesengsaraan hidup.

Karena itu, hal penting yang harus kita lakukan adalah mengukur intensitas ingat kita kepada Allah. Dalam 24 jam, berapa jam kita ingat kepada Allah. Ketika shalat apakah kita ingat kepada Allah. Ketika makan apakah kita ingat Allah. Atau ketika hendak tidur apakah kita ingat Allah. Ketika nama Allah mendominasi hidup kita, maka hidup kita akan tenang, terpelihara dari maksiat, mulia dan berkedudukan tinggi. Semakin kita ingat kepada Allah, maka semakin sering pula Allah mengingat kita. Dan, orang yang paling banyak mengingat Allah, maka ia akan menjadi orang yang paling diingat Allah.

Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya disisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam jiwanya (hatinya)”.

Selalu mengingat Allah (dzikrullah) adalah senjata paling ampuh untuk mengekang hawa nafsu dan menumpulkan tipu daya setan. Apapun yang setan lakukan, tidak akan mampu menggelincirkan manusia yang hatinya selalu berzikir kepada Allah. Para malaikat akan menaunginya. Dan, keberuntungan akan selalu menyertainya. Firman Allah :”Berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (QSAl-Anfal (8): 45).

Ada sebuah kisah. Suatu hari Rasulullah saw duduk bersama Abu Bakar As-Shiddiq. Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki yang menghina dan menjelek-jelekkan Abu Bakar. Awalnya Abu Bakar tidak menanggapi orang tersebut. Ia tetap tenang. Rasulullah pun tidak beranjak dari tempatnya. Lama-kelamaan Abu Bakar kesal, ia mulai membalas hinaan orang tersebut. Melihat hal ini, Rasulullah SAW segera pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Abu Bakar merasa malu. Is segera mengejar Rasulullah SAW. “Wahai Rasul , mengapa saat aku dijelek-jelekkan dan tak membalas engkau diam ; namun ketika aku membalasnya engkau pergi ? Rasulullah saw menjawab.” Ketahuilah, saat engkau diam, aku melihat para malaikat mengelilingimu. Namun saat engkau membalas, aku melihat para malaikat pergi dan setanpun mengerubungimu”.

Saudara, dekat dengan Allah adalah kunci kebahagiaan dalam hidup. Maka, sesibuk apapun kita, nama Allah harus selalu terpatri di hati kita. Sebelum kerja, luruskan niat kita hanya untuk Allah. Selama kerja ingatlah Allah, selesai kerja tawakllah kepada Allah. Bila hidup terasa hampa dan sulit mendapatkan ketenangan, kita harus berusaha untuk lebih banyak mendengar, membaca dan berbicara tentang Allah. Usahakan rumah kita, tempat kerja kita, atau pergaulan kita harus dapat mengingatkan kita kepada AllahSWT. Sebab “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram (QS.Ar-Ra’d (13):28).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home