Monday, August 07, 2006

ISTIQOMAH

Allah SWT berfirman : “ Istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan ( Q.S. 11/ Hud : 112). Sasaran perintah ini bukan hanya Rasulullah SAW tetapi seluruh hamba Allah. Sebab istikomah adalah kunci pembuka kemuliaan.

Sebagian ulama menempatkan istiqomah pada tingkatan puncak dari tangga pendakian seorang hamba dalam menuju kesempurnaan makrifat, kebeningan hati dan kemurnian akidah. Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi berkata :” Wahai Rasulullah SAW katakanlah suatu perkataan kepadaku tentang Islam, sehingga aku tidak perlu lagi bertanya kepa siapapun selain Engkau”. Nabi bersabda :” Katakan aku beriman kepada Allah SWT , lalu istiqomahlah”. (H.R. Ahmad). Konsep istiqomah selama ini sering disederhanakan. Istikomah sering diidentikkan dengan kontiniyunitas sebauh amal. Al-Qurthubi menyatakan bahwa ayat istikomah (Q.S. Hud 112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban. Dalam mimpinya ia bertanya kepada Nabi. Rasulullah saw bersabda bahwa yang membuat beliau beruban adalah ayat yang berbunyi : “istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan” (Muhammad bin Allah As Shadiqi, Dalil al-Falihin, I/ 282).

Secara bahasa kata “istiqomah” merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata istaqama yang artinya lurus, tegus dan konsisten. Namun pengertian secara bahasa ini masih belum cukup untuk mewujudkan perintah istiqamah sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Oleh karena itu, ulama tasawuf mendefinisikan bahwa istiqamah adalah bersikap konsisten terhadap pengakuan iman dan Islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridho-Nya di dunia dan di akherat.

Dari definisi para ulama, dapat difahami bahwa ber-istiqomah ada dua hal pokok yang harus dipenuhi. Pertama, beriman kepada Allah swt. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, baik secara lahir maupun batin. Artinya orang istiqamah adalah orang yang dapat mengaktualisasikan nilai keimanan dan keihsanan dalam dirinya secara total. Meskipun untuk bisa mencapai istiqamah itu terasa amat sulit, namun manusia harus tetap berusaha bermunajaat semampunya. Sebab seperti dikatakan Ibnu Katsir dalam menjelaskan ayat istiqomah ini, "istiqomah adalah merupakan media yang paling baik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi".

0 Comments:

Post a Comment

<< Home