Monday, August 07, 2006

MENSUCIKAN JIWA DENGAN MENGINGAT MATI

“Perbanyaklah kalian mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu mati” (HR. Tirmizi).

Kematian adalah sesuatu yang pasti. Setiap orang bernyawa pasti mengalaminya. Allah SWT berfirman :” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” (QS. Ali Imran/3 :185). Kedatangannya tiba-tiba dan tidak bisa dihentikan.

Difirmankan, “Bagi stiap umat ada ajal. Ketika ajalnya telah tiba, maka mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesat pun”. (QS Yunus/10 : 49). Dan “walaupun berusaha lari, mereka tidak akan pernah lepas dari kematian”. (QS. Al-Jumuah/62 :8).

Namun kematian bukanlah akhir kehidupan. Ia hanya pintu gerbang menuju alam akherat. Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya di dunia di hadapan Allah. Kemudia dia akan mendapatkan balasan atas apa yang telah diperbuat. Apakah ia mendapatkan keselamatan atau siksa, sangat ditentukan oleh amalnya selama di dunia. Prinsipnya, dunia adalah tempat menanam dan akherat tempat memanen.

Disinilah letak pentingnya mengingat kematian. Setiap muslim berpeluang untuk menyimpang dari jalan lurus. Jalan yang diyakininya dapat mengantarkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akherat. Dengan mengingat kematian, ia akan teringat pada misi hidupnya. Ia akan ingat bahwa semua perbuatannya akan di pertanggung jawabkan. Yang vkemudia, ia berusaha kembali pada jalan yang benar.

Mengingat kematian menurut Imam Gazali, dapat pula mengobati jiwa yang sakit, menyegarkan spiritual yang letih, serta membangun kembali kekuatan dan energi batiniah yang tidak berdaya. Maka semakin banyak mengingat kematian, semakin meningkat pula ketekunan dan optimisme dalam melaksanakan hak-hak Allah SWT, disamping semakin ikhlas dalam beramal.

Mengingat kematian adalah sarana yang tepat untuk menyucikan jiwa, meredam gejolak nafsu dan melembutkan hati. Sebailknya, lupa akan kematian akan menyebabkan tidak terkontrolnya nafsu, kerasnya hati, sehingga ia lupa terhadap kewajibannya sebagai manusia.

Banyak cara digunakan untuk mengingat kematian, diantaranya dengan berziarah kubur. Sbda Rasulullah SAW “Semula aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah kalian”. (HR. Muslim). Ziarah yang dimaksud bukan untuk meminta sesuatu dari ahli kubur, tetapi untuk mengingatkan bahwa kita pun akan seperti mereka. Tidak ada batasan kuburan siapapun yang mesti diziarahi. Tidak hanya kubur orang-2 terkenal saja, kuburan siapa saja boleh diziarahi.

Membaca kisah wafatnya Nabi SAW, para sahabat, orang-2 saleh dan para ulama, juga bisa dilakukan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah mereka. Paling tidak dengan membacanya terlintas keinginan untuk meninggal dalam khusnul khatimah seperti mereka. Mengingat kematian, selain bermanfaat, juga merupakan sunnah yang harus dilestarikan. Dengan harapan sunnah yang baik ini dapat mensucikan jiwa dan melembutkan hati.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home