Monday, August 07, 2006

MENEGUR

Menegur orang yang melakukan kesalahan merupakan yang amat diperintahkan oleh Islam. Untuk menjalankannya perlu strategi yang tepat agar teguran itu bisa berbuah perubahan baik bagi orang yang ditegur. Allah SWT berfirman :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”.(Q.S. An-Nahl/16 :125).

Kegagalan menegur seringkali tidak disebabkan oleh substansi teguran, tetapi justru lebih banyak disebabkan oleh kesalahan strategi. Perlu tahapan dan pembagian peran supaya teguran berhasil guna. Yang bukan bagiannya jangan dilakukan. Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka tegurlah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika tidak mampu maka tegurlah dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka tegurlah dengan hati. Namun, ini adalah keimanan terlemah”.

Salah strategi dalam menegur hanya akan mengakibatkan kebencian yang mendalam.

Ada tiga kunci sukses dalam menegur :
  1. Tidak merendahkan ego orang yang ditegur. Karena secara psikologis, bila ego seseorang direndahkan, dia justru membuat pertahanan diri untuk menyelamatkan egonya dari gangguan pihak luar.
  2. Cari waktu yang tepat. Salah waktu juga membuat teguran dipahami sebaliknya. Niat untuk meluruskan kesalahanpun tidak akan tercapai.
  3. Pahami posisi sosial orang yang ditegur. Jangan sampai teguran dianggap ancaman bagi posisi orang yang kita tegur.
Al-Hasan dan Al-Husein mencontohkan ketika menegur yang baik. Dua cucu Nabi Muhammad SWA ini mendapati seseorang tidak berwudhu dengan baik. Keduanya lalu menghampiri orang itu. “Pak, saudaraku ini mengaku wudhunya lebih baik daripada wudhuku, padahal aku merasa wudhuku sudah seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Sekarang tolong, beri penilaian, mana yang paling baik, wudhuku atau wudhunya” ? kata al-Hasan. Keduanya lalu sama-sama berwudhu seperti wudhu yang biasa dilakukan Nabi saw. Selesai berwudhu, keduanya menanyakan ikhwal wudhunya kepada lelaki itu. Merasa salah dalam berwudhu, lelaki itupun berkata.:”Demi Allah, saya sudah tidak berwudhu seperti yang dilakukan Anda berdua.” Islam bahkan tidak hanya mengajarkan ketika menegur umat seagama.

Agama ini juga mengajarkan bagaimana cara menegur yang benar kepada umat dari agama lain, sekeji apapun kesalahannya. Al-Quran memberi petunjuk tentang perintah Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata lembut kepada Fir’aun. Allah berfirman : “Berbicaralah kalian berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS Thaha/ 20 : 44).

Ketika menegur orang yang berbuat salah tentu kita berharap orang yang kita tegur mau mengubah sikapnya sesuai saran kita. Namun, kita sering mengabaikan hal-hal kecil yang penting saat menegur. Tak ayal, bukan kebaikan yang kita dapatkan, justru sikap permusuhan yang malah muncul. Niat baik tidak selalu berbuah baik. Cara tepatlah yang akan mengantarkan niat baik itu ketempat yang seharusnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home